Puisi by Nurul M. Sisilia


Selepas Hujan


Ada kisah yang masih menggenang di tepi jalan,
selepas hujan menggenapi musim yang gemetaran
Aku pun menjadi gelisah selembar daun
yang jatuh dan
membuyarkan bayangan langit di atas air

Kau selalu terhenti pada tengah cerita
sebelum tuntas kusimak seluruhnya,
Aku  harus selalu resah dan bertanya
pada wangi tanah basah yang ditinggalkan gerimis

Ada kisah yang masih  memantul  di ranting-ranting kuyup
saat angin dingin berhembus tipis
aku pun menjadi gigil batang-batang cemara yang
beku dibalut kabut

Kisahmu belum usai dan selesai saat kau
tiba-tiba menjelma diam dalam  rahasia
Maka aku pun harus selalu bimbang pada mendung
yang masih mengabu di atas kepalaku

Kau tak berniat menyelesaikannya
menjadi bianglala
Meskipun  hujan dan badai telah selesai kutanam
di rimbun pepohonan

(Bandung, 2012)


Dapur


Ibu mengajariku cara mengaduk pilu dan rindu di dadaku
jadi bekal perjalanan panjang


Dalam dapur, kami mengeja udara dan menerjemahkan lukaluka
jadi nyanyi di atas api, panci dan kuali
Pagi ini jendela terbuka dan cahaya matahari mencucuk ujung mata
Ibuku masih bernyanyi sambil sesekali menciumi pipi
dan ubun-ubunku

Ibu meracik bumbu serupa restu pada asap
mengepul di penggorengan
Lalu menumbuk waktu yang ngilu dalam petuah berhamburan

Ratusan doa di atas meja menjelma aroma
daun bawang dan wangi kaldu ayam
terhirup demikian khidmat menelusup degup jantung
dan alir darah merah
Sekian saat lagi masakan akan matang dan mendarat di piring bening

Ah!
Sedangkan di rongga dadanya telah kulihat nganga yang parah
dan kian bernanah.
Senyumnya masih merekah semerah tomat dalam kuah

Dalam dapur, ribuan duka telah tersaji
jadi hidangan rasa air mata. Siap kubawa pergi.




(Bandung, 2011)


*Puisi ini diikutsertakan dalam lomba tulis puisi Grafika UPI




Nurul M. Sisilia adalah mahasiswi Jurusan Bahasa Indonesia UPI Bandung Angkatan 2008. Aktif sebagai Mentor dan Staf Forum Lingkar Pena Bandung. Saya termasuk pengagum puisi-puisi Nurul. Diksinya mantap, dia bisa memilih kata-kata biasa menjadi luar biasa. Jika Nurul terus istiqomah, saya yakin dia akan menjadi ahli sastra yang handal ^_^. Proud of u lady !

Share:

0 komentar