Mereka,prestasiku.


Mereka orang-orang hebat, kata-kata itu yg mungkin tidak akan pernah aku ucapkan langsung di depan muka mereka, sahabat-sahabat gilaku.  Selama empat tahun mengenal mereka, hampir semua aktifitas perkuliahan dilakukan bareng-bareng dari mulai ngerjain tugas sampai subuh, cekakak cekikik di kantin, jadi nerd di perpustakaan, nongkrong di kafe harga mahasiswa, berburu diskon di distro-distro, curhat ampe nangis-nangis, ngaliwet atau masak seblak, ngeramein himpunan (ngeramein doank ya), karoke dengan suara apa adanya, nginep-nginepan bareng, ngegodain pelayan kedai mie ramen, dan masih banyak lagi kegiatan waras ataupun gila bersama mereka.  Dan kesemuanya itu, selalu dibarengi tawa yang mampu melupakan semua kisah sedih yang kita miliki. 

Mereka, hampir semuanya memiliki karakter ceria. Mereka supel, dan selalu mampu mewarnai suasana di manapun mereka berada. Berbeda denganku yang nocomment person, muka agak asem stadium 3, agak-agak pemalu (tapi mereka selalu gak setuju poin ini), cuek alias masa bodoh, dan gabisa membuat orang ketawa ngakak like they always do. Well, tapi mereka menyambutku dengan baik, mereka paham kalau mulutku mulai mengeluarkan kata-kata nyelekit yang mampu membuat siapapun sakit hati (padahal aku gak maksud, sumpah) dan mereka bisa tertawa terbahak-bahak merespon leluconku yang mungkin bagi orang lain tidak sama sekali lucu. Mereka, ya, bagiku, memiliki jiwa sosial tinggi, setinggi-tingginya yang mungkin selama ini kurang aku pelajari di keluargaku. 


Then, dari merekalah, aku belajar bagaimana membuka pembicaraan, bagaimana memasang muka courious ketika mendengarkan orang lain bercerita, bagaimana mengomentari hal-hal yang bagiku (dulu) tidak penting sama sekali, bagaimana memperhatikan orang lain dan menganggap pertanyaan “udah makan belum?” itu adalah pertanyaan yang menunjukan kepedulian bukan pertanyaan yang dulu aku pikir menyepelekan yang seharusnya dilontarkan untuk anak SD. Dari mereka aku belajar satu persatu tugas makhluk sosial yang harus aku emban, tanpa kompensasi atau complaining.


Perlu aku sebutin lagi aku belajar apalagi dari mereka? Too much to explain here, babe.
Sampai saat ini, aku selalu ingin menjadi seperti mereka. Namun tentu aku tidak bisa mengubah kepribadianku sendiri untuk bisa dianggap menyenangkan seperti mereka. Well, kadang aku merasa, aku tidak akan banyak dikenal orang banyak di jurusan kalau tidak bersama mereka. Ya, anggaplah geng kami ini adalah salah satu geng populer (atau mereka menyebutnya geng riweuh, geng rusuh, or whateveryouwannacallus) yang dikenal banyak dosen, aktif di kegiatan himpunan dan UKM kampus, yang dipercaya untuk mengelola setiap tugas kelompok di kelas, yang mengatur kegiatan-kegiatan angkatan, yang mempioneri penampilan mahasiswa bimbingan konseling yang notabene berpenampilan konservatif menjadi provokatif (or u wanna call fashionable?), dan lain sebagainya. Apapun anggapan mereka, aku hanya ingin bilang, kami hanyalah beberapa mahasiswa yang memiliki pola pikir yang agak berbeda dengan mahasiswa berotak kiri itu, agak-agak nyeleneh, agak-agak tidak mau diatur (atau gak mau diatur Banget?, whatever). 



Ya, itu  semua benar-benar hanya sekilas dari kegilaan kami dan kebersamaan kami selama 4 tahun terakhir.  And after all, aku hanya ingin mengucapkan terima kasihhhhhhhhh pake banget-banget untuk semua hal yang gak bisa aku sebutin satu persatu di sini (berasa ucapan terima kasih di album baru,novel baru,atau skripsi?). Aku tidak tahu kebersamaan ini akan sampai kapan bisa berlangsung, tapi aku sedikit yakin, tahun depan kita mungkin udah berpencar, mengikuti nasib dan passion masing-masing. Aku berharap, persahabatan kita ga akan berhenti sampai lulus kuliah aja, tapi sampai kita sudah tidak bisa melihat dunia lagi. (jadi agak mellow ya).  

Aku, Silmia Putri, selalu kagum sama kalian semua, selalu ingin menjadi orang yang menyenangkan seperti kalian semua, dan kalian, adalah dosen terkeren selama aku kuliah di sini. Karena, ya, sekali lagi, banyak banget hal yang aku pelajari dari kalian J Well meski, maaf banget ada banyak hal yang gak aku curhatin ke kalian, ada banyak tangis yang gak aku bagi bareng kalian, tapi aku, insya allah selalu membagi tawaku, kebahagiaanku agar kita bisa sama-sama tertawa, as always. Aku, yang memang tertutup, tidak mau merusak kebersamaan kita hanya dengan tangis aku, atau kepenatan hatiku yang baru resmi menjadi yatim piatu setahun lebih ini. Aku, dengan segala analyze thinking ku, kesulitan untuk bisa memverbalkan perasaanku, cerita-ceritaku, dan keinginanku. Bukan, bukan aku tak percaya kalian mampu mendengarkanku dengan baik. Aku, percaya, percaya banget. Tapi, aku, tidak cukup handal untuk bercerita lewat lisan. But overall, aku baik baik saja, karena ada kalian yang membuatku ceria .

Dan maaf, jika aku memang belum bisa menjadi sahabat terbaik kalian. Maaf untuk jutaan kata-kata nyelekit yang keluar spontan dari mulutku, untuk bahasa tubuhku yang mungkin kurang responsif. Untuk sifat pelupa ku yang sering bikin nyusahin, untuk sifat cuek ku yang bikin kalian sebel setangah mati. Maaf untuk semua, semua kekuranganku, yang selalu bisa kalian toleransi. Maaf 

Sekali lagi,jangan berhenti untuk mengajariku tertawa dengan lepas, jangan berhenti untuk menjadi sahabat terhebatku. Karena kalian, prestasi terbesarku selama menjadi mahasiswa. And I love u all, more than u know.



With love,
Silmia Putri .


Share:

5 komentar