Tips Membuat Hidup Lebih Nyaman : Kurangi barang di Kamar (Review Aplikasi Carousell)



Berawal dari ketertarikan saya tentang Metode KonMari, yaitu teori tentang pentingnya meminimalisir barang yang ada di kamar atau di rumah. Saya yang cenderung kurang rapi dan terorganisir terketuk hatinya mendengar fakta bahwa sebuah ruangan itu berpengaruh lho untuk kebahagiaan kita.
Teori ini dibawa oleh Marie Kondo lewat bukunya “The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing” yang sudah terbit di 30 negara. Ada banyak cara seru yang kita ikuti di sini.  Sejujurnya belum baca buku ini, tapi ulasannya sudah banyak banget di google. So, kamu bisa  searching langsung ya. Intinya satu, merampingkan barang-barang di rumah kita, memilah mana sih barang yang benar-benar melekat di hati kita dan tidak, itu akan membuat hidup kita lebih bahagia.
Sebagai anak kos, tentu ini bermanfaat banget. Saya mulai berpikir dan memilah mana sih barang yang harus saya pertahankan untuk tetap tinggal, dan mana barang yang harus saya relakan pergi. Tentu saja barang apapun sebenarnya berharga buat saya, makanya kalaupun harus ‘direlakan’ pergi pun, sebisa mungkin harus pindah ke tangan yang tepat.
Nah untuk mendistribusikan barang-barang saya tersebut, akhirnya saya percayakan pada aplikasi Carousell. Aplikasi ini cukup terkenal di jagat social media. Saya download di App Store karena pakai iphone. Size aplikasi ini hanya 40.7 MB yang menurut saya tidak terlalu besar dibandingkan aplikasi lain yang saya gunakan sehari-hari.




Membuat akun di sini super duper gampang. Yang unik adalah ada fitur posisi kita di mana. Jadi produk yang muncul di timeline kita itu disesuaikan dengan daerah di mana kita tinggal. Lebih mudah kalau kamu mau berkirim produk hanya via gojek misalnya.  Cek akun saya di sini (carousell.com/silmiapreloved).

=
Saya menjual beberapa produk yang jarang saya sentuh, seperti aksesoris yang jarang dipakai, kosmetik yang dipakai sekali dua kali, dan buku-buku yang sudah dibaca. Saya membuat satu sesi foto khusus untuk produk-produk ini agar terlihat lebih menarik. Nggak susah ko, cuma foto di dekat jendela kamar dan menggunakan kertas HVS putih sebagai alas. Warna putih sebagai alas akan membuat produk terlihat lebih jelas.
Setelah itu, langsung deh di-upload. Proses upload juga cukup sederhana. Kita cantumkan harga, kategori barang kita, dan tentunya deskripsi barang kita. Nggak lama dari proses upload, langsung ada yang nanya-nanya atau offer price lho di chat. Ya, di sini ada fitur chat juga jadi bisa ngobrol langsung sama calon pembeli.


Proses pembelian bisa dilakukan masing-masing, tidak menggunakan rekening Carousell. Bahkan chat pun bisa kita pindahkan ke nomor pribadi seperti via WA. Jadi benar-benar personal banget belanjanya, cocok buat kamu yang seneng nawar, haha.
Nah kali ini aku mau bagi-bagi tips buat kamu yang baru mau mulai jualan barang bekas di Carrousel.
  • Foto dibuat sejelas dan semenarik mungkin ya. Sebenarnya nggak harus pakai kamera DSLR kok. Pakai handphone juga bisa. Kamu bisa foto dengan cahaya matahari natural di dekat jendela atau di teras rumah. Bisa menggunakan background dari HVS putih, atau kain berwarna cerah lainnya contohnya jilbab polos.
  • Cantumkan deskripsi sejelas mungkin. Apalagi kalau yang kamu jual itu adalah barang perempuan. Kalau ibu-ibu cenderung melihat detail. Jadi tulis seperti apa kondisi barang yang kamu jual, Please be honest ya, biar kamu jadi trusted seller.
  • Mainkan harga. Dibanding harga Rp50.000, lebih baik kamu gunakan harga Rp49.900. Ini lebih menarik lho.
  • Rajin-rajin menjawab cepat chat ya. Jangan sampai kehilangan rezeki dari pelanggan karena kitanya juga kurang rajin, hehe.
  • Jual lebih banyak barang lebih bagus. Tentunya kalau berhasil menjual lebih banyak barang, untung jadi lebih banyak kan?
  • Jual barang bagus dan banyak dicari orang. ‘Konten’ juga harus diperhatikan ya. Jangan sampai kamu asal menjual barang bekas.


Tentunya di sini kamu juga bisa jadi pembeli. Carousell membagi konten jualannya ke dalam beberapa kategori. Cuma satu saja sih pesanku untuk beli-belian di sini: HATI HATI KALAP. Yes, sejujurnya saya juga pecinta preloved items. Menurutku itu siasat buat kita tetap punya barang berkualitas atau branded, tapi dengan harga lebih terjangkau.
Saya pernah berhasil membeli lipstick Make Over baru yang harga aslinya Rp110.000, tapi saya beli dengan harga Rp80.000. Senengnya itu karena ini statusnya beneran belum dipakai. Lumayan kan? Selain kosmetik, saya seneng banget melihat kategori Photography  (Lihat di sini ) dan Books. (Lihat di sini ).  Siap-siap kalap deh pokoknya.
Nah saya juga pernah menjual buku yang best seller banget. Yang chat sampai lebih dari 10 orang menanyakan buku ini. Sampai akhirnya berhasil terjual karena dia langsung membeli dua buku saya.


















Semakin kamu cepat merespon dan barang yang kamu jual laku, kamu bisa masuk di kolom Trusted Seller lho. Dengan masuk kategori ini, barangmu akan lebih mudah terjual. Saya pun kalau mencari barang, sukanya di kolom ini. Safety is the most essential thing in online shopping, right?
Oke, terakhir saya akan menyimpulkan apa saja alasan yang membuat saya puas menjual barang di sini:
  1. Visual (UI-UX). Carousell punya tampilan yang bagus sekaligus simple untuk digunakan. Jadi membuat user experience yang bagus. Pengelompokan kategorinya enak, pembagian kolom atau tab juga relative mudah digunakan.
  2. Barang-barang yang bagus. Orang-orang yang menjual barangnya di sini cenderung orang yang mengerti kualitas barang. Jadi barang-barangnya juga bagus. Penjualnya real jadi chat juga personal banget.
  3. Jualnya cepat. Ini sebenarnya sangat tergantung sama barang yang kita jual sih. Tapi pengalaman saya, menjual barang cukup cepat.

 Selain kita bisa merasa lebih lega dan bahagia dengan kamar yang less stuff, kita juga bisa dapat uang jajan tambahan dari hasil penjualan di Carousell. Such a good solution right?
Thank you for reading, sampai jumpa di next post!











Share:

12 komentar