[DIY] Membuat Hantaran Pernikahan Sendiri Bertema Rustic





Masih dalam edisi #dirumahaja ditambah long weekend, aku jadi punya waktu luang untuk menulis utang-utang konten di blog. Nggak kerasa, sudah hampir setahun jarang banget nulis blog.

Kali ini, aku akan berbagi cerita tentang hantaran pernikahan yang aku buat sendiri bekerja sama dengan kakakku. Soal hantaran ini sebenarnya sudah aku bagikan di Instagram, tapi aku mau menulis lebih detail lagi. Siapa tahu, ada yang perlu informasinya. Apalagi, pernikahan di musim pandemik ini rata-rata diurus sendiri.

Sebelum mengupas lebih lanjut, aku mau bercerita tentang kenapa akhirnya aku mendekor hantaran sendiri tanpa sewa sama sekali. Well, sebenarnya alasan utamanya simply karena aku nggak nemu satu pun jasa dekor yang sesuai dengan tema yang ingin aku bawakan.

Dekor tema rustic banyak, tapi kok ya mainstream. Memang aku agak idealis juga, pengennya nggak pakai bunga palsu sama sekali, dan tentu harganya akan jauh lebih mahal. Selain itu, pernikahanku digelar di Subang Jawa Barat. Kalau aku sewa hantaran di Jakarta, akan butuh sekitar 1 minggu untuk mengembalikannya. Rasanya tidak fleksibel.

Kalau berbicara harga, sebenarnya mendekor sendiri belum tentu lebih murah. Harga bunga plastik aja sekarang lumayan mahal, apalagi kotak hantarannya. Untuk itu, kalau kamu berencana mendekor hantaran sendiri, pastikan kamu membuat sesuatu yang berbeda. Rasanya akan lebih priceless.

Akhirnya aku pun memutuskan untuk membuat sendiri. Mulai dari mana, nyari bahan-bahannya di mana, aku akan ulas satu persatu ya.

1. Menentukan Tema



Sebelum mencari referensi, tentukan dulu tema dekornya. Tema ini bisa kamu sesuaikan dengan dekorasi pernikahanmu. Misalnya aja temanya etnik, rustic, atau modern. Aku pribadi memilih tema rustic glam yang aku pikir lebih everlasting aja.

Apa aja yang berhubungan dengan rustic? Pertama, tone color. Nggak cuma memilih warna dekornya, kita juga harus menyesuaikan isinya. Misalnya saja dekornya rustic bernuansa cokelat, tapi isinya tas berwarna fuschia dan ungu, hhm jadi nggak nyambung ya?



2. Mencari Referensi

Sumber referensi kreatifitas tercepat dan termurah: Pinterest. Nah, aku nggak serta merta menulis kata-kata "dekor hantaran" di fitur pencari. Kita bisa mencari dengan keyword "bridal hampers, bridesmaid hampers, rustic hampers, rustic box". Kita bisa menge-save gambar-gambar yang kita mau untuk jadi referensi. Pilih bagian mana yang akan kamu ikuti.

3. Membuat Daftar Bahan

Setelah tahu referensi hampers yang diinginkan, aku membuat daftar bahan-bahan dekorasinya. Daftar bahan ini juga dibuat setelah kamu tahu jumlah hantaran yang kamu buat, sekaligus apa saja barangnya. Ukuran box akan berpengaruh pada isi hantaran kamu.

Well, untuk dekor ini, aku nggak pakai banyak bahan lho. Untuk tema yang aku ambil, bahan-bahannya kurang lebih seperti ini:

1. Box Kaca
2. Keranjang Rotan
3. Keranjang Bambu
4. Kain tile
5. Kain Organza
6. Bunga Kering
7. Alat Perekat (lem tembak, double tip, gunting, etc.)

4. Mengumpulkan Bahan

Masuk ke dalam daftar paling rumit tapi paling seru. Aku mencari vendor yang sesuai dengan budget juga kualitas yang aku inginkan.

Box Kaca







Pertama, nyari box nya dulu. Saat itu, box hantaran kaca belum banyak yang pake. Jujur, susah banget, harganya mahal.

Tapi aku nemu satu vendor dari Cianjur yang menjual harga paling murah. Akun Instagram-nya @karya_seni_gentur_lampuhias. List harganya kurang lebih seperti ini:

Box Kaca

Ukuran 30 x 40 x 30 cm = Rp 400.000
Ukuran 30 x 25 x 30 = Rp 300.000
Ukuran Lampion kecil 15 x 20 cm = Rp 80.000

Jangan kaget dulu. Kalau kamu beli di Jakarta, ukuran lampion aja bisa dibandrol Rp 200.000. Harganya jauh banget. Jadi kalau mau beli beberapa sekaligus, aku rekomendasiin banget di sini. Selain harganya oke, kualitasnya juga bagus.

Sistem pembeliannya pre-order. Kurang lebih 10 hari. Jadi jangan beli mepet. Dikirim via cargo jadi lebih murah, karena ini berat banget.

Keranjang Rotan & Bambu




Ada banyak tempat untuk membeli keranjang rotan. Kamu bisa beli di Shopee, Tokopedia, atau cari di Instagram juga bisa. Karena cukup dadakan, aku beli di Pasar Mayestik. Aku beli tiga keranjang rotan. Harganya masing-masing sekitar Rp 80.000, Rp 100.0000, Rp 40.000. Sementara keranjang bambu lebih murah, harganya sekitar Rp 12 ribu saja. Tapi memang lebih lentur, dan nggak firm.

Aku pakai keranjang bambu yang tertutup untuk isi hantaran yang sekiranya nggak sopan buat diliatin (you know what i mean). Atau, kalau ada barang hantaran yang warnanya nggak sesuai konsep, kamu juga bisa pakai kotak apa aja terus nanti kita bungkus pakai kain tile dan organza.

Kain Tile & Organza

Kain tile dan organza juga bisa kamu beli di toko kain mana aja. Aku sekalian beli di Pasar Mayestik. Untuk sekitar 9 hantaran, aku beli 3 m kain tile dan 3 m kain organza. Harganya di Pasar Mayestik nggak begitu murah. Kalau nggak salah kain tile Rp 17.000/m sementara organza Rp 18.000/m.

Bunga Kering




This is the most fascinating phase, hunting bunga kering di Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta Barat. Ada cukup banyak pilihan di sana, mulai dari bunga lokal hingga bunga import. Aku memilih bunga baby breath kering dan segar, ecalyptus, lavender, terus ada lagi aku lupa namanya apa, dan beberapa bunga mawar.

Harganya aku lupa-lupa ingat, tapi percayalah jauh lebih murah dibanding kamu beli online

Baby Breath Segar 1 ikat besar Rp 25.000
Baby Breath Kering 1 ikat kecil Rp 15.000
Ecalyptus segar 1 ikat besar Rp 45.000
Lavender 1 ikat kecil Rp 85.000

Kalau kamu mau beli online juga bisa. Tapi harganya relatif lebih mahal, dan kualitasnya nggak bisa kamu lihat langsung. Buat kamu yang mau beli online dengan kualitas baik, bisa beli di Instagram @ikatbymari.

5. Mendekor Hantaran




Ini juga susah-susah gampang. Tantangan terbesar buat aku adalah karena box-nya kaca, jadi kita nggak punya tempat buat "menyembunyikan" bagian yang berantakan. Dari depan belakang atas harus terlihat bagus.

Untuk itu aku nggak memilih dekor yang aneh-aneh. Penambahan bunga kering pada isi hantaran sudah memberikan kesan classy.

Nah, untuk hantaran yang menggunakan keranjang rotan, aku memakai kain tile sebagai penutupnya. Dengan ini kita tetap bisa memperlihatkan isinya tapi tidak langsung terbuka karena takut kotor dan rusak.

Aku dibantu kakakku, teh Dewi dalam mendekor semuanya. Kita pakai double tip, lem tembak, dan ada pula yang dijahit dengan benang untuk merekatkan semuanya. Well, aku nggak bisa berbagi tutorialnya, but if you're curious, kamu bisa cari di Youtube ya.

Kurang lebih demikian tahapan pembuatan hantaran pernikahan sendiri. Ide ini bisa kamu gunakan, termasuk jika melangsungkan pernikahan di masa pandemik ini. Semua bisa dibeli online kok :) Selamat mencoba!



Share:

0 komentar